SINGKILTERKINI.COM-Kediri. Saat malam purnama Cap Go Meh,
FKUB Kota Kediri, yaitu H.M.Salim dari unsur NU, H. Muhtohir dari unsur
Muhammadiyah, Romo Yon dari unsur Katolik, Pendeta Timotius Kabul dari unsur Kristen,
Suhendro dari unsur Budha dan Prajitno Sutikno dari unsur Khonghuchu,
menghadiri perayaan yang berlangsung di Klenteng Tjoe Hwie Kiong. rabu (20/2/2019)
Disamping FKUB Kota
Kediri, Forkopimda Kota Kediri turut menghadiri perayaan Cap Go Meh ini, yaitu Walikota
Kediri Abdullah Abubakar bersama Kasdim Kediri Mayor Inf Joni Morwantoto,
Danramil Kota Kapten Arm Bangun Budi Adi dan Kapolsek Kota Kompol Suyitno.
Tak mau ketinggalan
Babinsa Pakelan Serda Abu Nur Arifin dan Babinkamtibmas Pakelan Aipda Beny,
berbaur bersama Banser Kecamatan Kota, untuk turut mengamankan, sekaligus
menertibkan jalannya prosesi dari awal hingga akhir perayaan Cap Go Meh.
Dalam sambutannya,
H.M.Salim menjelaskan keberadaan FKUB yang senantiasa ikut membantu sebagai
jembatan lintas agama, sekaligus menjadi garda terdepan menjaga kerukunan antar
umat beragama di Kota Kediri.
“Kami ini mewakili
berbagai unsur agama, dimana setiap kegiatan, kita selalu membantu masyarakat,
membantu Pemerintah, supaya kehidupan umat beragam di Kota Kediri dapat
berjalan dengan baik, aman dan damai,” kata H.M.Salim.
Ia memastikan, FKUB
bersedia bekerjasama dengan siapa saja asalkan semua itu untuk kebaikan.
Dikatakannya, Polres, Kodim maupun Pemkot, telah berpesan untuk senantiasa memelihara
toleransi antar umat beragama, menjaga persatuan dan kesatuan antar umat
beragama, serta menjaga kedamaian dan kerukunan antar umat beragama.
“Kami ini diminta
oleh siapapun, pokoknya demi kebaikan, pasti kami bersedia. Diminta dari
Polres, kita mendapat pesan dari Kapolres, untuk menjaga kedamaian, kerukunan
antar umat beragama. Diminta dari Kodim, kita mendapat pesan dari Dandim, untuk
menjaga persatuan, kesatuan antar umat beragama. Diminta Pemkot, kita dapat
pesan dari Walikota, agar senantiasa memelihara toleransi antar umat beragama,”
sambungnya.
Diungkapkannya,
selama ini Kota Kediri selalu aman, nyaman dan tentram, tidak pernah terjadi
gesekan antar umat beragama. Ia berharap, apa yang ada dalam kehidupan umat
beragama di Kota Kediri, bisa menjadi contoh bagi daerah lainnya.
“Kediri ini aman,
nyaman, tentram, tidak ada yang ini itu, kita hidup rukun, guyub selalu.
Mungkin, kita bisa jadi contoh bagi daerah lain. Disini semua umat beragama
saling mengisi, saling tolong menolong,” pungkas H.M.Salim.
Saat Cap Go Meh, ada
kesenian yang sudah sangat melekat dan identik, yaitu seni Barongsai. Seni ini,
sebagian orang meyakini dapat menimbulkan aura positif, seperti mengendalikan
energi negatif disekitarnya, mengubah energi negatif menjadi positif atau
menetralkan, menjaga kestabilan energi positif.
Energi-energi ini
berdampak pada keberuntungan, kesuksesan dan keharmonisan. Bila energi-energi
ini terserap dengan baik, otomatis, arus keberuntungan, kesuksesan dan
keharmonisan mengalir. (dodik)
Terimakasih Atas Kunjungannya, Silahkan berkomentar dengan bijak, Komentar Spam dan/atau berisi link aktif tidak akan ditampilkan. Terimakasih.