SINGKILTERKINI.COM-Kediri. Menyambut puncak perayaan Imlek yang
terjadi saat bulan purnama atau tanggal 15 kalender lunar Imlek, atau lebih
dikenal perayaan “Cap Go Meh”. Klenteng Tjoe Hwie Kiong, yang berlokasi di
Kelurahan Pakelan, Kecamatan Kota, Kota Kediri, menggelar perayaan tersebut
dengan mengundang Walikota Kediri, Abdullah Abubakar. rabu (20/2/2019)
Selain Walikota
Kediri, perayaan Cap Go Meh ini dihadiri Kasdim Kediri Mayor Inf Joni
Morwantoto, Danramil Kota Kapten Arm Bangun Budi Adi, Kapolsek Kota Kompol
Suyitno dan Ketua FKUB H.M.Salim.
Prajitno Sutikno,
selaku Ketua pengurus Klenteng Tjoe Hwie Kiong, mempersilahkan Walikota Kediri
untuk menyampaikan sambutannya kepada warga Kota Kediri yang memadati areal
tempat ibadah tersebut.
“Kesempatan yang
berbahagia ini, kita bisa menghadiri acara Cap Go Meh, sudah biasa diadakan
setiap tahun. Ini kalau tidak hujan, akan meluber luar biasa ramainya, tapi
mudah-mudahan tidak mengurangi kekhidmatan melaksanakan Cap Go Meh ini. Memang,
saat ini banyak-banyaknya hujan, mudah-mudahan berkahnya makin banyak lagi,
rejekinya makin banyak,” kata Abdullah Abubakar.
Ia sangat berterima
kasih, karena selama ini ia melihat di Kota Kediri, sangat guyub sekali.
Akhir-akhir ini ia melakukan penelitian tentang keharmonisan antar umat
beragama, lalu kehidupan masyarakat Kota Kediri. Akhirnya Kota Kediri membuat
tagline, dan taglinenya adalah Harmoni Kota Kediri.
“Harmoni Kota Kediri
bukan saya menciptakan, tapi berdasarkan penelitian-penelitian. Mulai 2014 kita
lakukan bersama, ada banyak pihak, ada dari Universitas Indonesia, ada dari Unair,
ada UGM. Kita berkumpul, menggali, kira-kira karakternya seperti apa Kota
Kediri. Akhirnya kita menemukan karakter yang luar biasa, yaitu harmonis dalam
kemasyarakatan dan keagamaannya,” jelasnya
Ia sangat senang
sekali dengan berbagai kegiatan keagamaan di Kota Kediri, karena semuanya bisa dijalankan
dengan baik, tidak ada satupun pertentangan, dan tentu ini harus dijaga
bersama. Menurutnya, ini bukan hal yang biasa, tapi sangat luar biasa, yang
mesti dicontohkan kepada seluruh masyarakat Indonesia.
“Kalau kita lihat di
internet, di tv, saya tidak tahu itu, bohong-bohongan itu. Ada yang hoaks
seperti ini, ada yang tidak terima seperti ini, ini kayaknya harus belajar di
Kota Kediri, kayanya seperti itu,” sambungnya.
Ia menambahkan, memang
didalam Kota Kediri ini, ia melihat ada beberapa hal yang sangat penting sekali
yang mungkin tidak ada di daerah-daerah lain. Dikatakannya, di Kota Kediri ini mayoritas
beragama Islam, tapi yang beragama Islam nguyupi semuanya. Demikian juga yang
non Islam, kalau ada acara keagamaan, mereka datang semuanya, dan ini sungguh
luar biasa.
Lanjutnya, ia
mengingatkan buat apa kita usahanya sukses, tetapi selalu bermusuhan. Rejekinya
banyak, tapi intoleran, itu tidak ada artinya, tidak ada rasa kenyamanan.
Sekarang kita bisa bayangkan, semua orang bisa beribadah dengan tenang, ini
luar biasa.
“Saya berdoa dan
berdoa, kerukunan ini milik kita semua. Jadi kita wajib menjaganya. Semua yang
tinggal di Kota Kediri, jangan mau menang sendiri, mari kita jaga bersama-sama.
Supaya semua berjalan baik. Kalau semua sudah berjalan baik, tolong menolong
akhirnya otomatis bisa terjadi,” pungkas Abdullah Abubakar.
Di bidang pengamanan,
Koramil Kota bersama Polsek Kota dan Banser Kecamatan Kota, ikut berperan
menjaga, sekaligus menertibkan jalannya seluruh kegiatan perayaan Imlek di
Klenteng Tjoe Hwie Kiong. (dodik)
Terimakasih Atas Kunjungannya, Silahkan berkomentar dengan bijak, Komentar Spam dan/atau berisi link aktif tidak akan ditampilkan. Terimakasih.